Id | Percetakan Murah Kalimantan Timur

Kalimantan Timur atau biasa disingkat Kaltim adalah sebuah provinsi Indonesia di Pulau Kalimantan bagian ujung timur yang berbatasan dengan Malaysia, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Sulawesi. Luas total Kaltim adalah 245.238 km² dan populasi sebesar 3.6 juta. Kaltim merupakan wilayah dengan kepadatan penduduk terendah keempat di nusantara. Ibukotanya adalah Samarinda.

 PERCETAKAN MURAH SURABAYA
Whatsapp. 085785466715
PinBB. 2B007AA4 & 5E33175F
________________
Office :
Jl. Lakarsantri IVe No. 61, Surabaya 60211, Jawa Timur - Indonesia
Tlp./Fax. : 031 91700093 / 031 7521424
Site : www.absografindonesia.com
Email : absolutegrafika@yahoo.com
Direct Call :
Esia. 03191700093
XL. 08179392497
Telkomsel. 085335727278
________________

Percetakan : brosur, flyer, leaflet, cutting sticker, label, stiker, undangan, invitation, pamflet, poster, kalender, map, buku, majalah, buletin, katalog, tabloid, company profile, booklet, paper bag, packaging, dus kue, dus makanan, dus nasi, kemasan, kotak kue, kotak nasi, hang tag, kartu nama, memo, invoice, surat jalan, kop surat, faktur, nota, id card, pin, spanduk, banner, kaos, atribut pilkada, bendera, dll.

Sejarah

Sebelum masuknya suku-suku dari Sarawak dan suku-suku pendatang dari luar pulau, wilayah ini sangat jarang penduduknya. Sebelum kedatangan Belanda terdapat beberapa kerajaan yang berada di Kalimantan Timur, diantaranya adalah Kerajaan Kutai (beragama Hindu), Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura, Kesultanan Pasir dan Kesultanan Bulungan.

Wilayah Kalimantan Timur meliputi Pasir, Kutai, Berau dan juga Karasikan (Buranun/pra-Kesultanan Sulu) diklaim sebagai wilayah taklukan Maharaja Suryanata, gubernur Majapahit di Negara Dipa (yang berkedudukan di Candi Agung di Amuntai) hingga tahun 1620 di masa Kesultanan Banjar. Antara tahun 1620-1624, negeri-negeri di Kaltim menjadi daerah pengaruh Sultan Alauddin dari Kesultanan Makassar, sebelum adanya perjanjian Bungaya.[2] Menurut Hikayat Banjar Sultan Makassar pernah meminjam tanah untuk tempat berdagang meliputi wilayah timur dan tenggara Kalimantan kepada Sultan Mustain Billah dari Banjar sewaktu Kiai Martasura diutus ke Makassar dan mengadakan,

perjanjian dengan Sultan Tallo I Mangngadaccinna Daeng I Ba’le’ Sultan Mahmud Karaeng Pattingalloang[3], yang menjadi mangkubumi dan penasehat utama bagi Sultan Muhammad Said, Raja Gowa tahun 1638-1654 dan juga mertua Sultan Hasanuddin[4][5] yang akan menjadikan wilayah Kalimantan Timur sebagai tempat berdagang bagi Kesultanan Makassar (Gowa-Tallo)[3] sejak itulah mulai berdatanganlah etnis asal Sulawesi Selatan. Namun berdasarkan Perjanjian Kesultanan Banjar dengan VOC pada tahun 1635, VOC membantu Banjar mengembalikan negeri-negeri di Kaltim menjadi wilayah pengaruh Kesultanan Banjar. Hal tersebut diwujudkan dalam perjanjian Bungaya, bahwa Kesultanan Makassar dilarang berdagang hingga ke timur dan utara Kalimantan.

Pada abad ke-18 Raja Bugis-Wajo, La Madukelleng menawan daerah Kutai, Paser, Pagatan dan menyerang Banjarmasin tetapi berhasil dipatahkan. Sebelumnya La Madukelleng menikah dengan Andin Anjang/Andeng Ajeng putri dari Aji Geger bin Aji Anom Singa Maulana (Sultan Aji Muhammad Alamsyah). Ketika Sultan wafat, istri La Maddukelleng dicalonkan menjadi Ratu Paser, namun sebagian orang-orang Paser menolak pencalonan tersebut dan terjadi pemberontakan di kerajaan. Untuk meredakan keadaan La Maddukelleng bersama pasukannya menyerang dan menaklukkan Paser. Ia menjadi Raja Pasir tahun 1726–1736. Salah seorang putri La Maddukelleng dengan Andeng Ajeng bernama Aji Putri Agung kemudian menikah dengan Sultan Aji Muhammad Idris (Sultan Kutai XIV).

Pada tahun 1736, datanglah utusan dari Kerajaan Wajo La Dalle Arung Taa, memanggil La Maddukelleng kembali ke Wajo. Dengan kekuatan bersenjata yang baru dibeli dari Inggris, La Madukkeleng bersama Sultan Aji Muhammad Idris dan pasukan (Kerajaan Kutai), pasukan Kerajaan Pagatan, dan beberapa tambahan pasukan kerajaan Johor, berangkat ke Sulawesi untuk bergabung dengan Kerajaan Gowa, Kerajaan Tallo, dan Kerajaan Wajo, untuk menghadapi Kerajaan Bone dan VOC yang bersekutu dengan Ternate, Tidore, Bacan, Butung, Bugis (Bone), Soppeng, Luwu, Turatea, Layo, Bajing, Bima.

Pada tahun 1765, VOC berjanji membantu Sultan Banjar Tamjidullah I yang pro VOC Belanda untuk memasukan kembali negeri-negeri di Kaltim ke dalam pengaruh negara Banjar. Sejak 13 Agustus 1787, Sunan Nata Alam dari Banjar menyerahkan negeri-negeri di Kalimantan Timur mejadi milik perusahaan VOC Belanda dan Kesultanan Banjar sendiri dengan wilayahnya yang tersisa menjadi daerah protektorat VOC Belanda.

Sesuai traktat 1 Januari 1817, Sultan Sulaiman dari Banjar menyerahkan Kalimantan Timur, Kalimatan Tengah, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan (termasuk Banjarmasin) kepada Hindia-Belanda. Pada tanggal 4 Mei 1826, Sultan Adam al-Watsiq Billah dari Banjar menegaskan kembali penyerahan wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda. [6] Pada tahun 1846, Belanda mulai menempatkan Asisten Residen di Samarinda untuk wilayah Borneo Timur (sekarang provinsi Kalimantan Timur dan bagian timur Kalimantan Selatan) bernama H. Von Dewall. [7] Kaltim merupakan bagian dari Hindia Belanda.[8] Kaltim 1800-1850.[9] Dalam tahun 1879, Kaltim dan Tawau merupakan Ooster Afdeeling van Borneo bagian dari Residentie Zuider en Oosterafdeeling van Borneo. [10] Dalam tahun 1900, Kaltim merupakan zelfbesturen (wilayah dependensi)[11] Dalam tahun 1902, Kaltim merupakan Afdeeling Koetei en Noord-oost Kust van Borneo.[12][13] Tahun 1942 Kaltim merupakan Afdeeling Samarinda dan Afdeeling Boeloengan en Beraoe.[14]
Provinsi Borneo saat masa awal kemerdekaan, tahun 1945.

Provinsi Kalimantan Timur selain sebagai kesatuan administrasi, juga sebagai kesatuan ekologis dan historis. Kalimantan Timur sebagai wilayah administrasi dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956 dengan gubernurnya yang pertama adalah APT Pranoto.

Sebelumnya Kalimantan Timur merupakan salah satu karesidenan dari Provinsi Kalimantan. Sesuai dengan aspirasi rakyat, sejak tahun 1956 wilayahnya dimekarkan menjadi tiga provinsi, yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat. Pada tahun 2012, kembali terjadi pemekaran wilayah yang ditandai dengan pembentukan Provinsi Kalimantan Utara.
Kantor Gubernur Kalimantan Timur.
Pembentukan Provinsi Kalimantan Timur

Daerah-daerah Tingkat II di dalam wilayah Kalimantan Timur, dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 27 Tahun 1959, Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1955 No.9).

Lembaran Negara No.72 Tahun 1959 terdiri atas:

    Pembentukan 2 kotamadya, yaitu:

    Kotamadya Samarinda, dengan Kota Samarinda sebagai ibukotanya dan sekaligus sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Timur.
    Kotamadya Balikpapan, dengan kota Balikpapan sebagai ibukotanya dan merupakan pintu gerbang Kalimantan Timur.

    Pembentukan 4 kabupaten, yaitu:

    Kabupaten Kutai, dengan ibukotanya Tenggarong
    Kabupaten Pasir, dengan ibukotanya Tanah Grogot.
    Kabupaten Berau, dengan ibukotanya Tanjung Redeb.
    Kabupaten Bulungan, dengan ibukotanya Tanjung Selor.

Pembentukan Kota dan Kabupaten Baru
Gedung DPRD Kaltim

Berdarkan Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 1981, maka dibentuk Kota Administratif Bontang di wilayah Kabupaten Kutai dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1989, maka dibentuk pula Kota Madya Tarakan di wilayah Kabupaten Bulungan. Dalam Perkembangan lebih lanjut sesuai dengan ketentuan di dalam Undang-undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah, maka dibentuk 2 Kota dan 4 kabupaten, yaitu:

    Kabupaten Kutai Barat, beribukota di Sendawar
    Kabupaten Kutai Timur, beribukota di Sangatta
    Kabupaten Malinau, beribukota di Malinau
    Kabupaten Nunukan, beribukota di Nunukan
    Kota Tarakan (peningkatan kota administratif Tarakan menjadi kotamadya)
    Kota Bontang (peningkatan kota administratif Bontang menjadi kotamadya)

Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2002, maka Kabupaten Pasir mengalami pemekaran dan pemekarannya bernama Kabupaten Penajam Paser Utara.

Pada tanggal 17 Juli 2007, DPR RI sepakat menyetujui berdirinya Tana Tidung sebagai kabupaten baru di Kalimantan Timur, maka jumlah keseluruhan kabupaten/kota di Kalimantan Timur menjadi 14 wilayah. Pada tahun yang sama, nama Kabupaten Pasir berubah menjadi Kabupaten Paser berdasarkan PP No. 49 Tahun 2007.

Pada tanggal 25 Oktober 2012, DPR RI mengesahkan pembentukan Provinsi Kalimantan Utara yang merupakan pemekaran dari Kalimantan Timur. Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Tana Tidung, dan Kota Tarakan menjadi wilayah provinsi baru tersebut, sehingga jumlah kabupaten dan kota di Kalimantan Timur berkurang menjadi 9 wilayah.
Geografi
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Geografi Kaltim

Kaltim berbatasan langsung dengan Laut Sulawesi dan Selat Makassar di timur. Di sebelah barat, utara dan selatan, Kaltim berbatasan langsung dengan Malaysia, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Titik tertinggi di Kaltim adalah Liangpran dengan ketinggian mencapai 2.240 meter dari permukaan laut.
Iklim
Citra satelit Kaltim ketika musim kemarau.

Iklim di Kaltim adalah iklim tropis, terutama di daerah pesisir yang disebabkan oleh pengaruh Angin Monsun.
Salah satu kawasan hutan hujan tropis di Pujungan, Malinau.

Bentang alam Kaltim pada umumnya kasar dan bergelombang, sebagian besar tertutup oleh hutan, dan memiliki tepi pantai sepanjang lebih dari 1.185 km[15]. Bagian paling utara wilayah ini, di mana pada setiap bulan Juni, matahari bersinar lebih lama beberapa menit dan setiap bulan Desember, matahari bersinar lebih cepat.[16]

    Danau Melintang di Kutai Kartanegara, selatan Kaltim.

    Air Terjun Tanah Merah, Samarinda.

Keanekaragaman Hayati

Kalimantan Timur memiliki kekayaan flora dan fauna.[17] Di Kalimantan Timur kira-kira tumbuh sekitar 1000-189.000 jenis tumbuhan,[rujukan?] antara lain anggrek hitam yang harga per bunganya dapat mencapai Rp, 100.000,- hingga Rp, 500.000,-
Sumber Daya Alam

Masalah sumber daya alam di sini terutama adalah penebangan hutan ilegal yang memusnahkan hutan hujan, selain itu Taman Nasional Kutai yang berada di Kabupaten Kutai Timur ini juga dirambah hutannya. Kurang dari setengah hutan hujan yang masih tersisa, seperti Taman Nasional Kayan Mentarang di bagian utara provinsi ini. Pemerintah lokal masih berusaha untuk menghentikan kebiasaan yang merusak ini.
Politik
Gubernur
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar gubernur Kalimantan Timur

Saat ini Gubernur dijabat oleh Awang Faroek Ishak. Ia mencalonkan diri sebagai menjadi Gubernur Kalimantan Timur pada tahun 2008 dan akhirnya terpilih pada putaran kedua dan dilantik pada 17 Desember 2008.
Pembantu Gubernur

Selanjutnya sebagai perpanjangan tangan dari Gubernur Kepala Dearah Provinsi Kalimantan Timur dalam mengelola Administrasi Pemerintahan dan Pembangunan di daerah ini, dibentuk 2 (dua) Pembantu Gubernur yang bertugas Mengkoordinir Wilayah Utara dan Wilayah Selatan, yaitu:

    Pembantu Gubernur Wilayah Utara, berkedudukan di Kota Tarakan yang dalam hal ini merupakan perpanjangan tangan gubernur untuk Wilayah Kabupaten Berau, Bulungan dan Kota Administratif Tarakan.
    Pembantu Gubernur Wilayah Selatan, berkedudukan di Kota Balikpapan yang dalam hal ini merupakan perpanjangan tangan gubernur untuk Kotamadya Balikpapan, Kabupaten Kutai, Kabupaten Paser dan Kota Administratif Bontang.

Kemudian institusi dua Pembantu Gubernur Kalimantan Timur Wilayah Selatan dan Utara tersebut telah ditiadakan sejak tahun 1999. Kebijakan penghapusan institusi ini semata-mata untuk memenuhi ketentuan Undang-undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah.
Pembagian administratif

Setelah pembentukan provinsi Kalimantan Utara, Kalimantan Timur kini terbagi menjadi 6 kabupaten dan 3 kota, antara lain:
Pembagian administratif Kaltim.
No.     Kabupaten/Kota     Ibu kota
1     Kabupaten Berau     Tanjung Redeb
2     Kabupaten Kutai Barat     Sendawar
3     Kabupaten Kutai Kartanegara     Tenggarong
4     Kabupaten Kutai Timur     Sangatta
5     Kabupaten Paser     Tana Paser
6     Kabupaten Penajam Paser Utara     Penajam
7     Kota Balikpapan
8     Kota Bontang
9     Kota Samarinda


Perekonomian

Hasil utama provinsi ini adalah hasil tambang seperti minyak, gas alam dan batu bara. Sektor lain yang kini sedang berkembang adalah agrikultur, pariwisata dan industri pengolahan.

Beberapa daerah seperti Balikpapan dan Bontang mulai mengembangkan kawasan industri berbagai bidang demi mempercepat pertumbuhan perekonomian. Sementara kabupaten-kabupaten di Kaltim kini mulai membuka wilayahnya untuk dibuat perkebunan seperti kelapa sawit dan lain-lain.

Kalimantan Timur memiliki beberapa tujuan pariwisata yang menarik seperti kepulauan Derawan di Berau, Taman Nasional Kayan Mentarang dan Pantai Batu Lamampu di Nunukan, peternakan buaya di Balikpapan, peternakan rusa di Penajam, Kampung Dayak Pampang di Samarinda, Pantai Amal di Kota Tarakan, Pulau Kumala di Tenggarong dan lain-lain.

Tapi ada kendala dalam menuju tempat-tempat di atas, yaitu transportasi. Banyak bagian di provinsi ini masih tidak memiliki jalan aspal, jadi banyak orang berpergian dengan perahu dan pesawat terbang dan tak heran jika di Kalimantan Timur memiliki banyak bandara perintis. Selain itu, akan ada rencana pembuatan Highway Balikpapan-Samarinda-Bontang-Sangata demi memperlancar perekonomian.
Pendidikan

Dalam bidang pendidikan, Kalimantan Timur terus berusaha meningkatkan kualitas pendidikan guna mencetak sumber daya manusia Provinsi Kalimantan Timur yang dapat bersaing di kancah nasional maupun internasional. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur membuat langkah-langkah diantaranya mencanangkan Program Wajib Belajar 12 Tahun dan dialokasikannya dana APBD sebesar 20% untuk pendidikan.[18]

Provinsi Kalimantan Timur memiliki universitas terbesar yaitu Universitas Mulawarman, Universitas ini telah banyak didukung dalam pengembangan dari infrastruktur maupun kualitas SDM tenaga pendidik oleh Pemerintah Provinsi. Selain Universitas Mulawarman juga terdapat perguruan-perguruan tinggi negeri dan swasta lainnya yang juga didukung oleh Pemerintah Provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota.

Selain perguruan tinggi, provinsi Kalimantan Timur terus meningkatkan kualitas sekolah-sekolah dari segi SDM dan infrastruktur. Kini telah banyak sekolah-sekolah bertaraf nasional maupun internasional yang sedang digarap di wilayah Provinsi Kalimantan Timur.[18]
Sosial Kemasyarakatan
Suku Bangsa
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Suku bangsa di Kalimantan Timur
Tarian dari warga Suku Dayak Kenyah.

Kalimantan Timur memiliki beberapa macam suku bangsa. selama ini yang dikenal oleh masyarakat luas, padahal selain dayak atau suku beradat dayak ada 1 suku yang juga memegang peranan penting di Kaltim yaitu suku Kutai. Suku Kutai merupakan suku dayak beradat melayu asli Kalimantan Timur, yang termelayukan akibat sistem politik masa lampau ( Budaya Melayu yang masuk dari arah selatan ( Pasca takluknya sriwijaya dari Kerajaan Cola ) , Kekuasaan Jawa Kartanegara dan UU Braja Niti ) awalnya mendiami wilayah pesisir Kalimantan Timur. Lalu dalam perkembangannya berdiri dua kerajaan Kutai, kerajaan Kutai Martadipura yang berdiri lebih dulu dengan rajanya Mulawarman, lalu berdiri pula belakangan kerajaan Kutai Kartanegara yang kemudian menaklukan Kerajaan Kutai Martadipura, dan lalu berubah nama menjadi kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.

Di Kalimantan Timur terdapat juga banyak suku suku pendatang dari luar, seperti Banjar, Bugis, Jawa dan Makassar. Bahasa Banjar,Jawa dan Bahasa Bugis adalah dua dari banyak bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat Kalimantan Timur. Suku Banjar dan Bugis banyak mendiami Kalimantan, Samarinda, Sangatta dan Bontang. Sedangkan suku Jawa banyak mendiami Samarinda dan Balikpapan.
Bahasa Daerah
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Bahasa daerah di Kalimantan Timur

Bahasa-bahasa daerah di Kalimantan Timur merupakan bahasa Austronesia dari rumpun Malayo-Polynesia, diantaranya adalah Bahasa Tidung,Bahasa Banjar, Bahasa Berau dan Bahasa Kutai. Bahasa lainnya adalah Bahasa Lundayeh.
Pariwisata, Seni dan Budaya
Lagu Daerah

    Burung Enggang (bahasa Kutai)
    Meharit (Bahasa Kutai)
    Sabar'ai-sabar'ai (Bahasa Banjar)
    Anjat Manik (Bahasa Berau Benua)
    Bebilin (Bahasa Tidung)
    Andang Sigurandang (Bahasa Tidung)
    Bedone (Bahasa Dayak Benuaq)
    Ayen Sae (Bahasa Dayak)
    Sorangan (Bahasa Banjar)
    Lamin Talunsur (Bahasa Kutai)
    Buah Bolok (Bahasa Kutai)
    Aku Menyanyi (Bahasa Kutai)
    Sungai Kandilo (Bahasa Pasir)
    Rambai Manguning (Bahasa Banjar)
    Ading Manis (Bahasa Banjar)
    Indung-Indung (Bahasa Melayu Berau)
    Basar Niat (Bahasa Melayu Berau)
    Berampukan (Bahasa Kutai)
    Undur Hudang (Bahasa Kutai)
    Kada Guna Marista (Bahasa Banjar)
    Tajong Samarinda (Bahasa Kutai)
    Citra Niaga (Bahasa Kutai)
    Taman Anggrek Kersik Luwai
    Ne Poq Batangph
    Banuangku
    Kekayaan Alam Etam (Bahasa Kutai)
    Mambari Maras (Bahasa Banjar)
    Kambang Goyang (Bahasa Banjar)
    Apandang Jakku
    Keledung
    Ketuyak
    Jalung
    Antu
    Mena Wang Langit
    Tung Tit
    To Kejaa
    Ting Ting Nging
    Endut-Endut
    Enjung-Enjung
    Julun Lajun
    Sungai Mahakam
    Samarinda Kota Tepian (Bahasa Kutai)
    Jagung Tepian
    Kandania
    Sarang Kupu
    Adui Indung
    Nasi Bekepor (Bahasa Kutai)
    Nasib Awak
    Tenau
    Luwai
    Balarut di Sungai Mahakam (Bahasa Banjar)
    Leleng (Bahasa Kenyah)
    Merutuh(Bahasa Tonyooi-Benuaq)

Seni Suara

    Bedeguuq (Dayak Benuaq)
    Berijooq (Dayak Benuaq)
    Ninga (Dayak Benuaq)
    Enluei (Dayak Wehea)

Seni Berpantun

    Perentangin (Dayak Benuaq)
    Ngelengot (Dayak Benuaq)
    Ngakey (Dayak Benuaq)
    Ngeloak (Dayak Benuaq)

Update Harga Cetak
Update Harga Cetak